Rabu, 13 Mei 2009

Tafsir Ahkam

ﺒﺴﻢ ﺍﷲ ﺍﻠﺮﺤﻤﻥ ﺍﻠﺮﺤﻴﻡ

ﻭﻤﻥ ﺍﻴﺎﺘﮫ ﺍﻥ ﺨﻠﻖ ﻠﻛﻢ ﻤﻥ ﺍﻨﻔﺴﻛﻢ ﺍﺰﻮﺠﺎ ﻠﺘﺴﻛﻨﻮﺍ ﺇﻠﻴﻬﺎ ﻮ ﺠﻌﻞ ﺒﻴﻨﻛﻢ ﻤﻮﺪﺓ ﻮ ﺮﺤﻤﺔ ﺍﻦ ﻔﻲ ﺬﻠﻚ ﻵﻴﺎﺖ ﻠﻗﻮﻢ ﻴﺗﻓﻜﺮﻮﻥ ﺍﻠﺭﻮﻢ ۲۱

Artinya : Dan diantara tanda-tanda-Nya adalah Dia menciptakan untuk kamu pasangan-pasangan dari jenis kamu sendiri, supaya kamu tenang kepadanya, dan dijadikanNya di antara kamu mawaddah dan rahmat. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.

Ulama menerjemahkan atau memahami kata ﺍﺰﻮ۱ﺝ (azwaj) pada ayat ini dalam arti istri-istri. Sedangkan nkata ﺇﻠﻴﻬﺎ (ilaiha) yang menggunakan bentuk kata ganti feminim menunjuk kepada perempuan, dan kata ﻠﻛﻢ (lakum) menunjuk kepada maskulin. Sehingga ia tertuju kepada laki-laki dalam hal ini adalah suami.
Bentuk feminism pada kata ﺇﻠﻴﻬﺎ (ilaiha) menunjuk kepada ﺍﺰﻮ۱ﺝ (azwaj) dalam kedudukannya sebagai jamak. Dan seperti diketahui dalam bahasa arab bentuk jamak ditunjuk dengan menggunakan sifat feminism. Di sisi lain bahasa arab yang cenderung menyingkat kata-kata, mencukupkan memilih bentuk maskulin tanpa menyebut lagi bentuk feminism untuk kata-kata yang mencakup keduanya. Semua perintah dan uraian al-Qur’an yang berbentuk maskulin tertuju pula kepada feminism selama tidak ada indicator yang menunjukkan kekhususan untuk pria.
Demikian pula dalam ayat diatas ﺰﻮﺝ (zauj) yang merupakan bentuk tunggal dari kata ﺍﺰﻮ۱ﺝ (azwaj) maka berarti “siapa saja yang menjadikan sesuatu yang tunggal menjadi dua dengan kehadirannya” atau dengan kata lain, pasangan baik ia pria maupun wanita.
Kata ﺍﻨﻔﺴﻛﻢ (anfusikum ) adalah bentuk jamak dari kata ۱ﻠﻨﻓﺲ (nafs) yang antar lain berarti jenis atau diri atau totalitas tertentu. Pernyataan bahwa pasangan manusia diciptakan dari jenisnya mewnjadikan sementara ulama menyatakan bahwa Allah swt tidak membolehkan mengawini mengawini selain jenisnya, dan jenisnya itu adalah merupakan pasangannya. Disisi lain, penggunaan kata anfus dan pernyataan Allah dalam QS. An-Nisa’(4) : 1 bahwa Allah swt menciptakan dari ﻨﻓﺲ ﻮﺣﺪﺓ nafsin wahidah pasangannya, mengandung makna bahwa pasangan suami istri hendaknya menyatu sehingga menjadi nafs yang satu, yakni menyatu dalam perasaan dan pikirannya, dalam harapan dan cita, dalam gerak dan langkahnya, bahkan dalam menarik dan menghembskan nafasnya. Itu sebabnya perkawinan dinamakan zawaj yang berarti keberpasangan disamping dinamai dengan nikah yang berarti penyatuan jassmani dan ruhani.
Kata ﻠﺘﺴﻛﻨﻮﺍ (taskunu) terambil dari kata ﺴﻛﻥ (sakana) yaitu diam, tenang setelah sebelumnya goncang dan sibuk. Dari sini, rumah dinamakan dengan sakan karena rumah adalah tempat memperoleh ketenangan dan ketentraman bagi para penghuninya. Perkawinan melahirkan ketenangan batin, karena setiap jenis kelamin baik pria maupun wanita dilengkapi oleh Allah swt dengan alaty kelamin, yang tidak dapat berfungsi secara sempurna jika ia berdiri sendiri. Kesempurnaan eksistensi makhluk hanya tercapai dengan bergabungnya masing-masing pasangan dengan pasangannya. Allah swt telah menciptakan dalam diri setiap manusia dorongan untuk menyatu dengan pasangannya apalagi masing-masing ingin mempertahankan eksistensi jenis dan keturunannya. Maka dari sinilah Allah swt menciptakan pada diri manusia naluri seksual. Karena itu, setiap jenis tersebut merasa gelisah, pikirannya akan kacau, dan jiwanya akan terus bergejolak jika penggabungan dan kebersamaan dengan pasangannya tidak tercapai dan terpenuhi. Karena itu Allah swt mensyari’atkan bagi manusia perkawinan, agar kekacauan pikiran dan gejolak jiwa itu mereda dan masing-masing memperoleh ketenangan. Itulah antara lain maksud (litaskunu ilaiha).
Kata ﻤﻮﺪﺓ (mawaddah) dan ﺮﺤﻤﺔ (rahmah) secara bahasa Indonesia dapat diterjemahkan de.ngan cinta dan kasih sayang. Pemilik dari sifat mawaddah ini menjadikannya tidak rela pasangannya atau mitranya disentuh oleh sesuatu yang mengeruhkannya, kendati boleh jadi dia mempunyai sifat dan kecenderungan bersifat kejam. Seseorang yang dipenuhi dengan sifat mawaddah, maka dia bukan saja tidak rela pasangan hidupnya disentuh olerh sesuatu yang buruk, dia bahkan bersedia menampung keburukan itu bahkan mengorbankan diri demi kekasihnya. Ini karena makna asal kata mawaddah mengandung arti kelapangan dan kekosongan. Ia adalah kelapangan dada dan kekosongan jiwa dari kehendak buruk. “jika Anda menginginkan kebaikan dan mengutamakannya untuk orang lain maka anda telah meencintainya. Tetapi jika anda menghendaki untuknya untuknya kebaikan dan tidak menghendaki untuknya selain itu, apapun yang terjadi maka mawaddah telah menghiasi diri anda. Mawaddah adalah jalan menuju teraibaikanya perngutamaan kenikmatan duniawi bahkan kenikmatan untuk siapa yang tertuju kepadanya mawaddah itu, karena itu maka siapa saja yang memilikinya dia tidak akan pernah memutuskan hubungan apapun yang terjadi.
Kemudian kita dapat bertanya “siapa yang menciptakan rasa itu dalam hati pasangan suami dan isteri? Kesediaan seorang suami untuk membela isteri sejak saat terjadinya hubungan dengannya, sungguh merupakan keajaiban. Kesediaan seorang wanita untuk hidup bersama seorang laki-laki, meninggalkan orangtuanya dan keluarga yang membesarkannya dan mengganti semua itu dengan penuh kerelaan untuk hidup bersama seorang laki-laki yang menjadi suaminya, serta bersedia membuka rahasianya yang paling dalam, semua itu adalah hal-hal yang tidak mudah akan dapat terlaksana tanpa adanya kuasa Allah yang mengatur hati suami dan isteri. Demikian itu yang diciptakan Allah dalam hati suami dan isteri yang hidup harmonis kapan dan dimanapun manusia berada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar